POTONGAN
NAMA : MUHAMMAD RAMA SETIYADI
NIM : FICOI5057
FAKULTAS :
TEKNIK
PRODI : TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS
MATARAM
POTONGAN
A. Tujuan
1.Mengetahui fungsi gambar potongan.
2.Mengetahui cara terjadinya gambar potongan.
3.Dapat menentukan bidang yang diarsir.
4.Memahami cara membuat gambar potongan seluruh, potongan setengah,potongan lokal.
5.Mampu membuat gambar potongan seluruh, potongan setengah,potongan lokal.
6.Mampu menyajikan gambar potongan sesuai ISO.
B. Uraian Isi Pelajaran
1. Fungsi gambar potongan.
2. Cara terjadinya gambar potongan.
3. Menentukan bidang yang diarsir.
4. Cara mambuat gambar potongan seluruh,
potongan setengah, potonganlokal.
5. Menyajikan gambar potongan sesuai ISO.
C. Penjelasan Teori
Untuk memperlihatkan bagian dalam yang berongga dari benda padagambar,
seperti lubang bor dipergunakan gambar potongan (section), sehinggadihasilkan gambar dengan bentuk
yang lebih jelas karena garis putus–putusberubah menjadi garis tebal. Jika
tidak membantu pada gambar potongan, garisyang terhalang tidak perlu digambar.
1. Terjadinya Gambar Potongan
a. Potongan seluruh (potongan dalam satu bidang)
Terjadinya gambar potongan seluruh diperlihatkan pada gambar
Gambar 1 Terjadinya potongan seluruh
Catatan :
1) Apabila digambar dengan pandangan lain, maka gambar pandangan
tersebuttetap utuh (proyeksi yang tidak dipotong), seperti diperlihatkan pada
gambar.
2) Perubahan garis dari gambar pandangan ke gambar potongan diperlihatkan oleh arsir A
3) Bagian pejal yang terpotong diberi garis arsir B.
Gambar 2 Potongan seluruh dengan
pandangannya
b. Potongan setengah
Gambar potongan setengah hanya berlaku untuk gambar simetri,sehingga
sebagian merupakan gambar potongan dan sebagian lagi gambarpandangan, lihat
gambar :
Gambar 3 Terjadinya potongan setengah
Catatan :
1)Sisi lubang yang digambar hanya yang tampaknya saja (A);
2)Bagian pejal yang terpotong diarsir (B);
3)Garis putus–putus tidak perlu digambar lagi, karena gambar sudah jelas
(C);
4)Batas potongan digambar oleh garis rantai tipis titik tunggal (D).
c. Potongan Setempat
Potongan setempat cocok digunakan apabila hanya diperlukan sebagiandari
benda yang ingin diperlihatkan atau untuk dipotong memanjang, misalnyaalur
pasak pada poros.
Gambar 4 Terjadinya potongan setempat
Catatan :
§ Batas potongan
digambarkan dengan garis tipis kontinyu bergelombang atau zigzag (E).
2. Garis Arsira. Arsiran suatu Potongan
a. Arsiran suatu Potongan
Fungsi arsiran adalah untuk menunjukan bidang terpotong pada
gambar.Sedangkan bentuk arsiran pada umumnya dibuat dengan garis tipis
kontinyuyang sejajar dengan kemiringan 450 terhadap sumbu utama atau
garis patokan.
Gambar 5 Arsiran
b. Arsiran untuk Gambar Susunan
Untuk gambar susunan yang sama harus diarsir dengan cara yang
sama.Sedangkan arsiran untuk benda yang berdempetan dibuat dengan arah
atau jarak yang berbeda, lihat gambar.
Gambar 6 Arsiran untuk gambar susunan
c. Arsiran untuk Bidang yang Luas
Gambar 7 Batas arsiran
d. Arsiran untuk Bidang Potongan yang Berbeda dan Sejajar
Untuk bidang potongan yang berbeda dan sejajar, arsiran harus tetapsama
tetapi harus bergeser sepanjang garis bagi antara kedua bidang potong,lihat
gambar.
Gambar 8 Arsiran pada potongan sejajar
e. Arsiran dan Keterangan
Arsiran harus dihilangkan untuk tempat keterangan, apabila
keterangantersebut tidak dapat ditempatkan di luar bidang potong, lihat gambar.
Gambar 9 Arsiran dan keterangan
f. Arsiran untuk Menunjukkan Macam Bahan
Timah, Logam Putih, Seng, dan yang sejenisnya.
Bahan Isolasi dan bahan sintetis.
.
Gambar 10 Arsiran untuk macam–macam bahan
g. Arsiran untuk Bidang Potongan yang Tipis
Potongan benda tipis dapat diperlihatkan dengan menghitamkan seluruhbidang.
Apabila cara ini dipakai pada gambar susunan, suatu jarak antara tidakboleh
lebih kecil dari 0,7 mm harus diberikan kepada benda yang berdempetan.
3. Penempatan Gambar Potongan
Aturan untuk penempatan gambar potongan sama dengan aturanpenempatan
pandangan. Kalau letak potongan tidak jelas atau diperlukanperbedaan letak
beberapa bidang potongan, maka letak bidang potong ditandaidengan garis rantai
tipis yang ditebalkan pada ujung dan perubahan arah.Sedangkan arah pandangan
ditunjukkan dengan anak panah yang diberi tandadengan huruf besar.
4. Catatan
Bagian benda yang tidak boleh dipotong pada bagian memanjang, yaiturusuk
penguat, pengikat, poros, jari-jari roda, dan sesuatu yang serupa denganitu,
tidak boleh dipotong dengan arah memanjang.
5. Contoh–contoh Gambar Potongan
Gambar 11 Potongan dalam satu bidang
Gambar 12 Potongan dalam dua bidang
sejajar
Gambar 13 Potongan dengan bidang–bidang
berdampingan
Gambar 14 Potongan yang diproyeksikan
Apabila
potongan diputar dan digambar pada gambar pandangan, makagaris tepi gambar
potongan digambarkan dengan garis tipis kontinyu, biasanyadigunakan untuk
memperlihatkan pandangan samping benda lihat gambar.
Gambar 15 Potongan yang diputar dan
digambar pada gambar pandangan
Potongan yang
dipindahkan dapat diletakkan dekat dengan pandanganyang dihubungkan dengan
garis rantai titik tunggal tipis, lihat gambar.
Gambar 16 Potongan yang dipindahkan
Gambar 17 Potongan yang dipindahkan dengan
cara konvensional
Potongan yang
berurutan dapat disusun dengan cara seperti dtunjukanpada gambar yang sekiranya
memungkinkan dipandang dari tata letak danpengertian pembacaan gambar.
Gambar 18 Potongan berurutan
Apabila
penggambaran bagian benda yang menempel pada objek yangdiperlukan, bagian ini
harus digambarkan dengan garis rantai titik ganda. Bagiangambar benda yang
menempel tidak boleh menutupi objek utama, akan tetapidapat ditutupi dengan
objek utama lihat gambar, benda menempel dalampotongan tidak boleh diarsir.
Gambar 19 Bagian yang berdampingan dan
dianggap perlu untuk digambar [ 1 ]
No comments:
Post a Comment